RESUME PANCASILA PCL 64
Pertemuan I ( tanggal 13
September 2013)
Judul
: Nasionalisme dan Etnisitas
Disusun oleh : Alfido Fauzy Zakaria
Fakultas : FKIP
Program Studi :
Pendidikan Fisika
NIM : 130210102110
Latar Belakang
1. Mohammad
Yusuf Malatoa dalam ensiklopedia suku bangsa di Indonesia menyatakan Indonesia
terdiri atas 500 etnis suku bangsa yang tinggal di 17000 pulau.
2. Abad
19 merupakan periode Nation State yang digagas sebagai sistem politik modern.
3. Ernes
Gelier : pembentukan nation state melalui proses serkularisasi nilai-nilai
religius tradisi.
4. Abad
ke-21 exsistensi nation state memudar karena tidak membawa kebebasan bagi
masyarakat etnis:
A. Orde
baru tidak berhasil melindungi hak-hak warganegaranya / kesejahteraan
rakyatnya.
Contoh :
Masyarakat Indonesia seakan
dikekang untuk tidak melawan pemerintah orde baru, dan apabila masyarakat atau
seseorang berani melawan pemerintah, pemerintah akan bertindak tegas dengan
melakukan pemburuan dan berakhir kehilangan anggota keluarga yang berani
melawan pemerintah. Sehingga masyarakat tidak dapat mengekspresikan
pendapatnya.
B. Orde baru tidak mengkoordinir masyarakat
agraris dan bersekutu dengan pemilik / teknologi untuk mengeploitasi alam
masyarakat adat.
Contoh :
Pada orde baru
Indonesia mengeksploitasi banyak sekali sumberdaya alam Indonesia. Akantetapi
tidak mengkoordinir masyarakat agraris untuk mengolahnya. Justru pemerintah
bersekutu dengan pemilik teknologi untuk mengeksplotasinya. Sehingga masyarakat
adat tidak menikmati sejengkal sumberdaya alam masyarakat adat.
5. Dari
penelitian yang di lakukan di Desa Puger, Jember Selatan terhadap koresponden
petani dan nelayan dapat disimpulkan jika :
A. Koresponden
petani :
Ø Memiliki
kehidupan yang konstan, dibuktikan dengan tidak adanya perabot rumah tangga
yang dijual.
Ø Memiliki
rasa pendidikan yang tinggi, dibuktikan dengan anak para petani yang senempuh
pendidikan yang lebih tinggi daripada anak nelayan.
Ø Memiliki
anak yang sedikit daripada nelayan.
B. Koresponden nelayan :
Ø Memiliki
kehidupan yang statis, dibuktikan dengan adanya perabot rumah tangga yang
dijual pada waktu paceklik ikan
Ø Memiliki
rasa pendidikan yang kurang tinggi, dibuktikan dengan anak para nelayan yang
senempuh pendidikan yang kurang tinggi daripada anak petani
Ø Memiliki
anak yang slebih banyak daripada petani
Ethnonasionalisme
(Paham Kebangsaan dengan sentimen
etnis)
1. Adanya
kesamaan ( similarity )
Contoh : kesamaan warna
kulit, kesamaan ras.
2. Perasaan
senasip ( common fate )
Contoh : kesamaan
kemiskinan, kesamaan pernah dijajah bangsa asing.
3. Kedekatan
fisik ( proximity )
Contoh : kedekatan
fisik kurang mendekati ideal.
4. Musuh
yang sama ( shared threat )
Contoh : negara kita
memiliki musuh yang sama yaitu korupsi yang meraja lela.
5. Motif
yang bersifat utilitarian keuntungan bersama, pencapaian tujuan bersama
Gerakan kembali ke etnisitas di
Indonesia
1. Tuntutan
pengakuan etnis dalam wujud negara merdeka
Contoh : Irian Jaya,
Aceh, Timor Timur.
2. Keinginan
mempertahankan identitas etnis dan agama, serta antar kelompok.
Contoh :
Masyarakat Jawa yang
seringkali mengunggulkan etnisnya karena mereka sendiri mengangkap ras jawa adalah
ras yang paling maju dan unggul di Indonesia.
3. Perjuangan
perlindungan hak-hak masyarakat adat terhadap eksploitasi sumber daya alam.
Contoh :
Masyarakat di pedalaman
Pulau Kalimantan memasukkan hutan disekitar daerah tempat tinggalnya sebagai
hutan adat. Sehingga siapasaja yang memotong pohon di sana diharuskan menanam 3
kali lipat jumlah pohon dari jumlah pohon yang ditebang. Hingga saat ini
tradisi tersebut tetap terjaga dan hutan dapat terperihara serta tetap asri.
Solusi
1. Nation
state tidak bisa dibuang, tapi perlu pengelolaan kebudayaan etnis di dalamnya.
Nation state pasti
tidak terpisahkan dari kehidupan tetapi perlu adanya keselarasan serta
pengelolaan kebudayaan etnis di dalamnya agar kehidupan lebih baik dari
sebulumnya.
2. Konsep
etnisitas perlu didekonstruksi dan direvitalisasi agar bisa menyerap nilai eksternal
seperti demokrasi, perdamaian, inklusifitas, persamaan gender dan feodalisme.
ü Dekonstruksi
dan revitalisasi agar dapat menyerap demokasi
Pada daerah-daerah
pelosok Indonesia sering kali mengesampingkan demokrasi, contohnya pada
pemilihan kepala suku. Pada pemilihan kepala suku, kepala suku sering kali
dipilh dengan turun temurun. Sehingga generasi muda yang bukan keturunan dari
kepala suku yang sebelumnya tidak dapat menjabat menjadi kepala suku. Sangat
disayangkan jika generasi muda yang bukan dari keteurunan kepala suku
sebelumnya memiliki intelejensi yang super. Maka dari itu perlu adanya edukasi
lebih lanjut terhadap daerah-daerah pelosok Indonesia tentang pentingnya
demokrasi.
ü Dekonstruksi
dan revitalisasi agar dapat menyerap perdamaian
Dewasa ini perdamaian
sulit diwujudkan, sebaliknya kekerasan justru yang merajalela. Demo mahasiswa
saja seringkali berunjung kekerasan bukan aksi perdamian. Oleh sebab itu perlu
adanya edukasi sejak dini terhadap anak agar pada jenjang dewasa anak dapat
melakukan aksi perdamaian pada segala bidang.
ü Dekonstruksi
dan revitalisasi agar dapat menyerap inklusifitas.
Rasa inklusifitas
sangat dibutuhkan pad tengah tengah masyarakat. Oleh sebab itu perlu adanya
evaluasi terhadap masyarakat agar rasa inkusifitas dapat tercipta di tengah
tengah masyarakat Indonesia.
ü Dekonstruksi
dan revitalisasi agar dapat menyerap persamaan gender.
Kaum hawa (wanita)
seringkali dikesampingkan daripada kaum adam (pria). Seringkali kaum hawa tidak
dapat menjadi pemimpin negeri ini. Sangat disayangkan jika kaum hawa memiliki
intelejensi yang super. Seperti Ibu Kita Kartini, beliau yang seorang kaum hawa
dapat memperjuangkan nama kaum hawa. Sehingga kaum hawa dapat bersekolah dan
sampai saat ini nama beliau dapat harum dimana-mana. Maka dari itu kesamaan
gender perlu ditanamkan agar para kartini-kartini dapat kembali bersinar
seperti dulu.
ü Dekonstruksi
dan revitalisasi agar dapat menyerap feodalisme
Feodalisme adalah sistem sosial atau politik yg memberikan kekuasaan yang
besar kepada golongan bangsawan atau sistem sosial yg mengagung-agungkan
jabatan atau pangkat dan bukan mengagung-agungkan prestasi kerja. Tidak dapat
kita pungkiri Indonesia dapat menjadi kekaisaran jika feodalisme diterapkan.
Maka dari itu perlu adanya revitalisasi terhadap feodalisme di Indonesia.
3. Hentikan
pendekatan militeristik dalam menyikapi semangat ethonasionalisme.
Pada waktu keperintahan
Presiden ke-2 Indonesia, pendekatan militeristik seringkali digunakan untuk
menyikapi semangat ethonasionalisme sehingga sempat terjadi pembunuhan
misterius. Hal tersebut jelas bergesekan dengan hak asasi manusia. Jika
pendekatan militeris masih digunakan, Indonesia bisa bergejolak seperti negeri
Suriah. Maka dari itu pendekatan militeristik perlu dihentikan.
4. Perlu
proses dialogis dan keadilan ekonomi.
Ø Kita
memerlukan proses dialogis atau bersifat terbuka dan komulatif (menurut kamus
besar Bahasa Indonesia. Keterbukaan sangatlah penting kita lakukan agar tidak
ada kecurigaan di antara masyarakat terhadap anggaran belanja negara. Jika
negara kita sudah tidak ada lagi keterbukaan maka dapat menimbulkan gejolak
masyarakat yang pernah terulang di masa lampau. Oleh karena itu kita memerlukan
proses dialogis.
Ø Selain
itu kita memerlukan perubahan sekarang juga pada keadilan ekonomi. Kita bisa
lihat sendiri negara tercinta kita, Indonesia masih dilingkupi rasa
ketidakadilan ekonomi sehingga kemiskinan terjadi dimana-mana. Di sisi lain
orang yang kaya makin kaya dan
sebaliknya yang miskin makin miskin. Sehingga Indonesia dalam kondisi keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia masih sulit terwujud. Maka perlu adanya
keadilan ekonomi di Indonesia.
5. Mengingatkan
bahwa proses bercarai belum tentu menguntungkan masyarakat etnis.